Kamis, 09 April 2020

ELEKTROKOAGULASI,metode alternatif yang efektif pada Pengolahan Limbah cair



 Gbr. Reaktor elektrokoagulasi
Masalah lingkungan telah menjadi isu global dan perlu mendapat perhatian serius.  Limbah cair  memiliki efek negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Adanya kebutuhan ini perlu diimbangi dengan pengembangan teknologi pengolahan air limbah, baik untuk limbah cair dari pabrik, rumah sakit, dan sumber lainnya.
 Berbagai metode telah diterapkan untuk menyelesaikan masalah limbah cair, sebagian besar menggunakan proses dengan reaksi bahan kimia. Pemurnian air limbah dengan proses kimia. Alternatif lain adalah menggunakan prinsip elektrokoagulasi. Elektrokoagulasi adalah proses koagulasi atau penggumpalan  dengan daya listrik melalui proses elektrolisis untuk mengurangi ion logam dan partikel di dalam air.
Prinsip dasar dari elektrokoagulasi adalah reduksi dan oksidasi (redoks).
 Elektrokoagulasi merupakan metode tanpa bahan kimia pada proses koagulasi dan mampu menurunkan parameter kekeruhan dan warna yang punya efisiensi tinggi dalam penghilangan kontaminan serta biaya operasi yang lebih rendah dibandingkan dengan proses kimia.
Beberapa material elektroda dapat dibuat dari aluminium, besi, stainless steel, dan platina.
Apabila dalam suatu elektrolit ditempatkan dua elektroda dan dialiri arus listrik searah, maka akan
terjadi peristiwa elektrokimia, yaitu gejala dekomposisi elektrolit, dimana ion positif (kation) bergerak ke katoda dan menerima elektron yang direduksi dan ion negatif (anion)
 bergerak ke anoda dan menyerahkan elektron yang dioksidasi.

Reaksi pada Anoda (Oksidasi):
Anoda terbuat dari logam almunium akan teroksidasi.
Al + 3H2O → Al(OH)3 + 3H+ + 3e
Ion OH- dari basa akan mengalami oksidasi membentuk gas oksigen (O2),
4OH- → 2H2O + O2 + 4e
Jika larutan mengandung ion-ion logam lain maka ion-ion logam akan direduksi menjadi logamnya
 dan terdapat pada batang katoda.
Li+ + e → L , Contoh: Pb2+ + 2e → Pb
Dari reaksi tersebut, pada anoda akan dihasilkan gas, buih, dan flok Al(OH)3. Selanjutnya flok yang
terbentuk akan mengikat unsur yang ada di dalam limbah,
sehingga flok akan memiliki kecenderungan mengendap. Selanjutnya flok yang telah mengikat ko
ntaminan tersebut diendapkan pada bak sedimentasi
(proses sedimentasi) dan sisa buih akan terpisahkan pada unit filtrasi

Reaksi pada Katoda (Reduksi) :
Ion H+ dari suatu asam akan direduksi menjadi gas hidogen yang akan bebas sebagai gelembung-
gelembung gas.
2H+ + 2e → H2
Larutan yang mengalami reduksi adalah pelarut (air) dan terbentuk gas hidrogen (H2) pada katoda.
2H2O + 2e → 2OH- + H2

.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar